Presonus StudioLive AI Speaker Studio, lebih dari sekedar Powered Speaker

PreSonus telah membuat gebrakan dengan pengembangan rangkaian produk ‘Active Integration’. Setelah sukses dengan konsol mixing digital StudioLive, kini hadir seri StudioLive AI, yaitu self-powered speaker portabel. Label ‘AI’ adalah petunjuk tentang apa yang ada di baliknya, dan ketika kami coba beberapa dari set unit-nya, ternyata memang bukan sekedar “another powered speaker“.

Speaker StudioLive AI dibuat untuk menghasilkan kualitas audio dan presisi bak ‘monitor studio‘ tapi pada tingkat output yang sangat tinggi karena tuntutan live-sound. Hal ini membutuhkan kombinasi perangkat keras yang akurat dan mumpuni, yang berkolaborasi dengan desain DSP tertentu. Untuk mencapai hal ini, para desainer PreSonus bekerja sama dengan Dave Gunness di Fulcrum Acoustic untuk menghasilkan desain speaker dan enclosure yang didasarkan pada penggunaan driver koaksial dan teknologi Fulcrum TQTM (Temporal Equalisation) berlisensi. Fitur utama lainnya yang menonjol dari seri StudioLive ini adalah bahwa setiap speaker memiliki prosesor multicore di dalamnya, yang mencakup sistem operasi lengkap, Ethernet dan komunikasi nirkabel, akses USB dan RAM onboard – jadi ya memang ada komputer di dalamnya!

Line Up

Lini produk StudioLive AI terdiri dari empat model: tiga versi full-range dan sebuah subwoofer. Salah satu hal pertama yang Anda perhatikan dari luar adalah penggunaan driver koaksial untuk bagian MF dan HF, yang merupakan fitur menarik, tapi itu baru yang kelihatan saja.

PreSonus StudioLive 312AI

Ketiga model full-range ini semuanya menggunakan desain tri-amplifier aktif, yang menawarkan pilihan format driver. Yang terkecil secara fisik dari keluarga ini adalah SLS328AI, yang mana menggunakan tiga driver delapan inci; dua untuk frekuensi rendah dan driver ‘CoActual’ untuk mid-range, yang menggabungkan tweeter satu inci yang dipasang secara koaksial untuk menangani konten yang lebih tinggi di atas frekuensi crossover 1,7kHz. Dua model full-range lainnya juga memiliki desain tiga arah – SLS312AI dan SLS315AI masing-masing dilengkapi dengan woofer 12 inci dan 15 inci, tetapi frekuensi mid-range dan frekuensi tinggi dikeluarkan melalui kombinasi koaksial delapan inci/satu inci yang sama seperti yang digunakan pada SLS328AI.

PreSonus StudioLive 315AI

Sepertinya tidak lazim menggunakan pengaturan speaker koaksial di speaker live-sound yang relatif ringkas (meskipun speaker ini semakin banyak digunakan pada monitor panggung berkualitas tinggi), tapi bagusnya teknologi ini diterapkan pada lini produk portabel. Dari sisi amplifier, setiap speaker full-range memiliki power 2000W yang disokong empat power stages 500W, menyalurkan 500W ke bagian HF dan MF, serta menggunakan dua modul untuk memberi power pada driver LF – satu untuk masing-masing woofer delapan inci SLS328AI dan sepasang lagi untuk memberi power pada woofer tunggal 12 inci dan 15 inci pada varian lainnya. Bagaimanapun penataannya, power yang digunakan sangat besar. Melihat enclosure-nya yang relatif ringkas, DSP onboard-nya sudah pasti mumpuni untuk mencapai performa maksimal. Perlu disebutkan juga, di kasus seri StudioLive AI, istilah ‘DSP’ tidak hanya berarti crossover aktif, EQ, dan sirkuit proteksi – seperti yang disebutkan sebelumnya, ada banyak sekali processing power dalam speaker ini.

Subwoofer SLS18SAI juga menggunakan sepasang amplifier 500W untuk menggerakkan satu speaker 18 inci dalam kabinet kayunya. Speaker ini dirancang untuk bekerja sebagai sistem lengkap yang dapat ditingkatkan, dan dilengkapi dengan serangkaian fitur subwoofer.

Seri speaker StudioLive AI mewakili sesuatu yang berbeda dari biasanya untuk PA portabel. Penggunaan drive unit MF/HF koaksial, power output yang melimpah, dan bantuan DSP onboard menjadikan speaker StudioLive AI menarik dan memikat, belum lagi saat digabungkan dengan aplikasi Room Control, fungsionalitasnya semakin meningkat.